Minggu, 13 Juli 2008

Menghijaukan batu berkarang Kupang menjadi kota ramah lingkungan

Siapa yang baru saja datang dan menjejakkan kaki di kota Kupang pasti akan terperangah melihat tonjolan batu karang meranggas diseantero kota terutama pada saat setelah memasuki musim panas.

Kota Kupang memang akan terlihat lebih hijau ketika musim hujan dimana rumput, semak dan pepohonan seolah berlomba untuk terus tumbuh dengan suburnya setelah hampir 9 (sembilan) bulan mengalami kekeringan yang gersang dan panas.

Namun bagi warga kota hal seperti ini sudah menjadi kelaziman dan bukan hal yang aneh, sudah terbiasa dengan aroma hawa panas yang menyengat, tiupan angin kering nan kencang di musim panas dan meranggasnya beberapa pohon naungan dipinggir jalan.

Tantangan untuk siapa ?

Menjadikan Kota Kupang lebih ramah lingkungan, lebih hijau dan terasa lebih sejuk merupakan tantangan bagi seluruh para-pihak /stake holder . Dalam era pemanasan global dimana konferensi internasionalnya baru saja terselenggara di Bali, peran apa yang dapat kita mainkan untuk mengurangi pemanasan global ? Atau yang lebih luas lagi, kontribusi apa yang dapat disumbangkan wraga kota dan Pemkot dalam menjadikan Kupang sebagai kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan ?

Mengandalkan Dinas Tata kota dan Pertamanan untuk secara sendirian menata Kota Kupang menjadi lebih menawan terasa kurang pas, karena di alam demokrasi, partisipasi dan keterlibatan aktip warga kota sangat diharapkan sebagai si empunya kota. Sudah bukan jamannya lagi untuk meletakkan semua persoalan kota dipundak Pemkot.

Yang masih menjadi pertanyaan, seberapa jauh warga dilibatkan dalam setiap pengembangan kota terutama dalam menjadikan kota Kupang sebagai kota yang ramah lingkungan ?

Peran dan tanggung jawab Dinas Pertamanan dan Tata Kota perlu disampaikan kepada warga demikian pula sosialisasi programnya perlu terus dilakukan. Perlu ada dialog interaktip anatar warga disatu sisi sebagai empunya kota dan disisi lain sebagai pihak yang harus dilayani oleh Pemkot, sehingga ada titik temu dalam pembagian peran yang jelas dalam mewujudkan kota yang asri. Perlu ada edukasi/ penyadaran terus menerus kepada seluruh warga kota tentang arti penting menjaga keindahan taman, menjaga kebersihan kota, menjaga fasilitas kota untuk kebaikan seluruh warga kota.

Tidak perlu lagi untuk saling menunggu apalagi saling menyalahkan satu dengan yang lain sehingga suasana kota menjadi lebih bersih, nyaman, asri dan membuat wraga kota bangga dan betah dengan keberadaan kotanya.



Pengelolaan lingkungan seputar rumah

Salah satu tindakan yang paling kecil, mudah dan nyata bagi warga kota adalah menata dan membersihkan lingkungan disekitar halaman rumahnya maupun diluar halaman sebatas yang masih menjadi tanggung jawabnya seperti misal membersihkan rumput dan menanami dengan tanaman bunga/hias.

Warga bisa memulai dengan membuat kompos dari sampah organiknya dan memanfaatkannya sehingga lahan menjadi lebih subur dan hijau, selain dapat mengurangi pencemaran karena tidak perlu dibakar dan meningkatkan kesegaran udara yang kita hirup.

Kalau mau lebih jauh , warga bisa dilibatkan dalam pembibitan tanaman penghijauan secara swadaya dengan difasilitasi oleh dinas terkait semisal Dinas Kehutanan untuk dibagikan kepada tetangga atau handai taulan sanak kerabat.

Pemanfaatan pekarangan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk lahan yang terbatas adalah vertikultur yakni menggunakan rak tanaman keatas untuk menghemat ruang.

Selain itu pemanfaatan polybag/kantong plastik sebagai media tanam di batu berkarang juga dapat dilakukan meski ada sedikit kendala terutama harus menyiapkan sedikit dana untuk pembelian polybagnya.

Pemanenan air dengan berbagai teknik sederhana perlu dilakukan sebagai bagian dalam mewujudkan kota Kupang yang cukup air namun tidak kebanjiran maupun kekeringan.

Yang menjadi tantangan bersama adalah bagaimana aksi nyata mencintai lingkungan dapat menjadi gerakan bersama warga yang difasilitasi Pemkot.

Mesin birokrasi Pemkot dari tingkat RT  RW  dan Kelurahan maupun gerakan PKK dan Pramuka seharusnya dapat memutar roda aksi peduli lingkungan untuk terus menggema diseluruh kota sebagai program reguler dan bukan sekedar menjadi trend yang sesaat.


Pengembangan tabulapot

Di beberapa tempat sudah ada beberapa warga yang mengembangkan tanaman buah dalam pot . Selain teknologinya mudah, apabila kebiasaan mengembangkan tabulapot ini dapat menjadi gerakan bersama, maka selain menambah hijaunya lahan berkarang, juga akan terus menyediakan sumber vitamin dari hasil buahnya. Tabulapot juga tidak memakan tempat dan cocok dikembangkan dilingkungan padat penduduk. Pemkot dapat menfasilitasi pengadaan bibit tanaman buahnya yang cocok dikembangkan didaerah panas seperti mangga, belimbing, jambu air dll.


Pengembangan potensi laut

Pantai Lasiana yang menjadi tumpuan lokasi wisata yang berada dekat kota, murah dan meriah sebenarnya dapat dijadikan pilot proyek pengembangan pantai yang ramah lingkungan. Sayang hampir puluhan tahun Lasiana terkesan dibiarkan dikelola dengan cara seadanya dan kurang profesional. Alangkah bijak jika Lasiana sebagai etalase kota dari sisi pantai dapat dikelola dengan profesional dan dilengkapi dengan berbagai ragam permainan anak yang edukatip meski tidak semegah Taman Impian Jaya Ancol. Tempat berteduh yang sering tumbang dan cenderung tidak terkelola secara baik, tingkat kebersihan yang masih perlu ditingkatkan dll menjadi PR bersama.

Pembudidayaan rumput laut
Terlihat trend pengembangan rumput laut ada dimana-mana di NTT termasuk di pantai Kota Kupang. Permintaan pasar dengan harga yang layak menarik banyak pihak untuk ikut menangguk keuntungan dari potensi laut yang ada didepan mata. Hal ini sangat baik dilihat dari sisi ekologis karena tekanan untuk memenuhi kebutuhan hidup terbagi merata antara daratan dan laut sehingga diharapkan tercipta keseimbangan ekologis dalam mengelola potensi alam. Pemanfaatan pantai untuk rumput laut perlu dikaji mendalam termasuk dampaknya terhadap lalu lintas perairan. Selama memberi dampak positip, maka pengelolaan rumput laut juga memberi kontribusi terhadap kebersihan pantai sekaligus menjadi sandaran hidup bagi warga disekitarnya.



Menata kembali jalur hijau

Yang tak kalah penting dalam membuat hijau kota Kupang adalah bagaimana menata kembali jalur hijau yang ada sehingga mampu berperan sebagai paru-paru kota yang mampu membersihkan segala kotoran yang menyesakkan dada. Keindahan pantai sepanjang Pasir Panjang sebenarnya akan lebih menonjol apabila pohon-pohon yang menutupi keindahan pantai digantikan dengan tanaman perdu.semak maupun tanaman hias beraneka sehingga terlihat panorama pantai dengan deburan ombak dan kilap pasirnya terlihat secara jelas dari jalan raya yang ada disisinya. Sayang sebagian jalur hijau telah beralih fungsi menjadi kawasan peruntukan bisnis. Masalah pengelolaan taman-taman kota perlu ditingkatkan, perlunya menjaga kebersihan area publik dan juga masih banyaknya rumput liar yang menghiasi wajah kota terutama seputaran Penfui dan Walikota Baru menjadi fokus untuk dicarikan solusinya. Sayang apabila diantara jalan berhotmix dan merupakan jalan protokol masih dijumpai rumput dan tumbuhan liar yang dibiarkan merusak pemandangan kota.

Inilah tantangan bersama kita sebagai warga kota, bukan untuk mendapat pernghargaan Adi pura yang pura-pura adi, tetapi demi peningkatan kualitas kehidupan kita sebagai warga kota.

Selamat berkarya Walikota Kupang dan jajarannya, Tuhan memberkati.
Kami semua menunggu janji perubahan yang membuat “hidup menjadi lebih hidup”.

YBT Suryo Kusumo

Pemerhati kehidupan, warga Kota Kupang

tony.suryokusumo@gmail.com

Tidak ada komentar: